HIPNOKONSELING
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, modul Hipnokonseling ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik sebagai bagian dari tugas akhir semester kelompok kami. Modul ini merupakan hasil kolaborasi dan kerja sama tim yang penuh dedikasi untuk memperdalam pemahaman tentang penerapan tekbik hipnosis dalam konseling, khususnya dalam konteks bimbingan dan konseling
Modul ini mencakup berbagai konsep fundamental, teknik induksi, deepening, sugesti, hingga strategi post-hypnotic untuk memastikan perubahan psikologis yang berkelanjutan. Kami berharap bahwa materi yang disajikan dalam modul ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat serta menjadi landasan bagi penerapan hipnokonseling yang etis dan efektif.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan modul ini. Semoga karya ini dapat menjadi sumber inspirasi dan bermanfaat bagi perkembangan dunia konseling serta kesejahteraan psikologis individu.
Penyusunan modul ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
Dosen pengampu mata kuliah Hipnokonseling, Drs. R. Budi Sarwono, M.A yang telah memberikan bimbingan dan masukan berharga selama proses pembelajaran.
Rekan-rekan kelompok 6
D. Wahyu Aditya dengan Nomor Mahasiswa 221114056
Nadia Karmela Eudia Br Sembiring dengan Nomor Mahasiswa 221114111
Silvia Rahmayani dengan Nomor Mahasiwa 221114113
Kheisa Anggina Br Ginting dengan Nomor Mahasiswa 221114115
Legita Pembrena Br Bangun dengan Nomor Mahasiswa 221114116
Ayu Utami dengan Nomor Mahasiswa 221114125
Ema Glori Purba dengan Nomor Mahasiswa 221114129
Jonathan Dewa Raditya Putra dengan Nomor Mahasiswa 221114128
atas kerja sama, diskusi, dan kontribusi pemikiran yang luar biasa.
Teman-teman Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang turut memberikan semangat dan inspirasi.
Semua pihak yang telah mendukung secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan modul ini.
Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan menjadi langkah awal bagi pengembangan keilmuan konseling yang lebih inovatif.
Modul ini memperkenalkan konsep dasar hipnokonseling, membedakan antara hipnosis dan hipnoterapi, serta memberikan pemahaman tentang bagaimana teknik hipnosis dapat digunakan secara etis dalam proses konseling untuk membantu klien mengatasi berbagai masalah psikologis dan emosional.
Untuk beberapa teknik yang kami jelaskan, seperti Anchoring 2 terdapat kesalahan dari tim kami dalam perekaman Vidio, oleh karena itu kami meminta maaf dan meminta kebijakan pembaca untuk bisa menyaring dan memhamai penjelasan modul ini dengan baik. Akhir kata kami mengucapkan Terimakasih.
Tujuan dan Manfaat Modul
Tujuan Modul
- Membantu klien mengakses pikiran bawah sadar untuk menyelesaikan konflik internal.
- Mengganti pola pikir negatif dengan sugesti positif.
- Mendukung proses konseling secara lebih mendalam dan efisien.
- Membantu dalam relaksasi, pengendalian emosi, dan pemulihan psikologis ringan.
Manfaat Modul
- Sebagai Panduan Praktis yang memberikan struktur langkah demi langkah dalam menerapkan hipnokonseling
- Memberikan Kontribusi dalam perkembangan dunia konseling
- Membantu meningkatkan pemahaman terhadap konseling yang berbasis hipnosis
Apa Itu Hipnokonseling?
Konseling adalah proses bantuan yang diberikan oleh konselor sebagai tenaga profesional kepada klien dengan tujuan membantu klien mengatasi masalah pribadi, emosional, sosial, atau psikologis. Hipnotis adalah suatu teknik atau metode yang digunakan untuk membawa seseorang kedalam keadaan kesadaran yang berubah yang disebut dengan trancehipnotic. dalam keadaan ini seseorang biasanya menjadi lebih fokus dan terbuka terhadap sugesti yang akan diberikan oleh orang yang memberikan hipnotis
Hipnokonseling adalah pendekatan konseling yang mengintegrasikan teknik hipnosis dengan teknik-teknik konseling. Hipnokonseling berkaitan dengan Psikodinamika, pendekatan dalam proses hipnokonseling psikologis untuk membantu individu mengakses pikiran bawah sadar guna mengatasi masalah emosional, perilaku, atau mental.
Andiah (dalam Rofiq & A'yun, 2025) Hipnokonseling adalah salah satu metode konseling yang menggabungkan teknik hipnosis dengan pendekatan konseling pada umumnya. Metode ini telah banyak digunakan dan terbukti membantu banyak orang dalam mengatasi berbagai masalah psikologis, seperti kecemasan, stres, depresi, trauma, dan masalah emosional lainnya. Dalam proses ini, konselor memberikan sugesti-sugesti positif yang ditujukan langsung ke alam bawah sadar klien, dengan tujuan membantu mengubah pola pikir atau perilaku yang dirasa mengganggu. Melalui pendekatan ini, konselor tidak hanya berperan sebagai pendamping dalam proses konseling, tetapi juga dapat memberikan terapi dan arahan secara lebih efektif karena pesan-pesan positif disampaikan langsung ke pusat kendali emosi dan perilaku klien, yaitu alam bawah sadarnya.
Ciri khas Hipnokonseling:
Proses berbasis konseling (Hipnokonseling merupakan suatu pendekatan yang berakar pada prinsip-prinsip konseling. Ini berarti fokus utamanya adalah pada pengembangan diri, pemecahan masalah spesifik, dan pencapaian tujuan pribadi yang telah ditetapkan oleh klien. Konselor bertindak sebagai fasilitator yang membimbing klien untuk mengeksplorasi potensi internal mereka guna mengatasi tantangan hidup dan meningkatkan kualitas diri. Proses ini berbeda dengan terapi klinis yang bertujuan untuk mendiagnosis dan mengobati gangguan kesehatan mental yang lebih kompleks.)
Klien dalam kondisi sadar-relaks, bukan tidak sadar (Salah satu karakteristik fundamental hipnokonseling adalah kondisi klien saat proses berlangsung. Klien berada dalam keadaan sadar dan rileks. Pada kondisi ini, klien sepenuhnya menyadari lingkungan sekitar dan instruksi yang diberikan oleh konselor. Kondisi rileks yang mendalam ini memungkinkan pikiran kritis yang biasa berfungsi secara aktif untuk sedikit mereda, sehingga sugesti positif dapat lebih mudah diakses dan diserap oleh pikiran bawah sadar. Penting untuk ditekankan bahwa kondisi ini bukanlah ketidaksadaran seperti tidur atau pingsan, klien tetap memiliki kontrol penuh dan kapasitas untuk merespons atau menghentikan sesi kapan saja.)
Sugesti diberikan untuk mendukung perubahan kognitif dan perilaku (Inti dari hipnokonseling adalah penggunaan sugesti sebagai alat untuk memfasilitasi perubahan. Sugesti adalah komunikasi verbal atau non-verbal yang disampaikan dengan tujuan memengaruhi pola pikir (kognitif), perasaan, dan tindakan (perilaku) klien. Melalui sugesti, konselor dapat membantu klien untuk mengidentifikasi dan mengganti pikiran negatif, membangun keyakinan yang memberdayakan, serta mengadopsi kebiasaan atau perilaku yang lebih konstruktif dan adaptif sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.)
Bersinggungan dengan Psikodinamika (Dalam konteks hipnokonseling, terdapat persinggungan dengan konsep psikodinamika. Psikodinamika adalah sebuah kerangka yang mempelajari interaksi kompleks antara pikiran, perasaan, dan perilaku manusia, dengan fokus utama pada konflik internal dan kekuatan yang tidak disadari (misalnya, pengalaman masa lalu, emosi tersembunyi, atau dorongan yang belum terpecahkan) yang memengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan bertindak di masa kini. Dalam hipnokonseling, pemahaman psikodinamika dapat membantu konselor untuk lebih mendalam dalam mengidentifikasi akar masalah yang mungkin berasal dari konflik bawah sadar, sehingga sugesti yang diberikan dapat lebih tepat sasaran dan efektif dalam mengatasi hambatan internal klien.)
Tujuan dan Manfaat Hipnokonseling
Membantu klien mengakses pikiran bawah sadar untuk menyelesaikan konflik internal.
Mengganti pola pikir negatif dengan sugesti positif.
Mendukung proses konseling secara lebih mendalam dan efisien.
Membantu dalam relaksasi, pengendalian emosi, dan pemulihan psikologis ringan
Mengatasi masalah psikologis: Hipnokonseling dapat membantu mengatasi stres, kecemasan, depresi, trauma, dan masalah emosional lainnya dengan memanfaatkan sugesti positif saat kondisi hipnosis.
Meningkatkan kepercayaan diri: Dengan sugesti dan pemrograman ulang pikiran bawah sadar, klien dapat lebih percaya diri dan memiliki motivasi yang lebih kuat.
Meningkatkan kemampuan mengatasi stres: Hipnokonseling mengajarkan relaksasi dalam kondisi hipnosis yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi stres.
Meningkatkan fokus dan konsentrasi: Hipnosis membantu mengarahkan pikiran agar lebih fokus, berguna untuk pelajar atau pekerja yang memerlukan konsentrasi tinggi.
Waktu dan Target
1. Waktu : 10 Pertemuan (2 Jam pembelajaran)
2. Target Peserta : Umum
- PERTEMUAN 1 : Mengenal Apa Itu Konseling
- PERTEMUAN 2 : Mengenal Hipnokonseling
- PERTEMUAN 3 : Mengenal Teknik-teknik dasar Hipnokonseling
- PERTEMUAN 4 : Mempelajari Asessmen dan Hypnosablity serta Prakteknya
- PERTEMUAN 5 : Mempelajari Induksi, Deepening dan Anchoring 1 serta Prakteknya
- PERTEMUAN 6 : Mempelejari Sugesti, Anchoring 2, Terminating, Breaking Stage, Post hypnotic session serta Praktek
- PERTEMUAN 7 : Praktek seluruh proses hipnokonseling
- PERTEMUAN 8 : Latihan untuk menghipnotis
- PERTEMUAN 9 : Memperdalam dan berlatih seluruh teknik hipnotis
- PERTEMUAN 10 : Evaluasi seluruh pertemuan
10 Tahap Hipnokonseling
Dalam proses Hipnokonseling, pemahaman terhadap tahapan yang sistematis sangat penting agar teknik ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi klien. Hipnokonseling bukan sekadar hipnosis biasa, melainkan perpaduan antara pendekatan hipnosis dan konseling psikologis yang bertujuan untuk membantu individu mengatasi berbagai permasalahan emosional, mental, dan perilaku melalui akses langsung ke pikiran bawah sadar.
Pikiran bawah sadar memegang peran besar dalam membentuk kebiasaan, pola pikir, serta respons emosional seseorang. Dengan pendekatan hipnokonseling, seorang konselor dapat membantu klien mengidentifikasi pola negatif yang selama ini menghambat mereka, kemudian memberikan sugesti yang lebih positif dan konstruktif. Proses ini dilakukan secara bertahap, mulai dari induksi, pendalaman trance, pemberian sugesti, hingga penguatan efek positif dalam kehidupan sehari-hari.
PRE-INDUCTION
Pre-Induction dalam hipnokonseling adalah tahap persiapan sebelum individu masuk ke dalam kondisi trance atau hipnosis. Tahap ini sangat penting karena menentukan seberapa nyaman dan reseptif klien terhadap sugesti yang akan diberikan.
Tujuan Pre-Induction
- Membangun kepercayaan antara konselor dan klien.
- Menjelaskan proses hipnokonseling sehingga klien merasa aman dan nyaman.
- Menghilangkan ketakutan atau kesalahpahaman tentang hipnosis.
- Mempersiapkan klien secara mental dan emosional agar lebih mudah masuk ke kondisi trance.
Langkah-Langkah dalam Pre-Induction
- Rapport Building – Konselor perlu membangun hubungan yang baik dengan klien, membuatnya merasa nyaman dan percaya bahwa sesi hipnokonseling ini aman serta bermanfaat.
- Psikoedukasi – Klien diberikan pemahaman mengenai hipnokonseling, termasuk penjelasan bahwa hipnosis bukanlah manipulasi atau kehilangan kendali, melainkan kondisi relaksasi yang bisa meningkatkan akses ke pikiran bawah sadar.
- Mengidentifikasi Kebutuhan Klien – Konselor harus memahami tujuan klien, apakah ingin mengatasi kecemasan, meningkatkan motivasi, mengubah kebiasaan buruk, atau hal lainnya.
- Membantu Klien Melepaskan Ketegangan – Teknik relaksasi awal seperti latihan pernapasan dapat dilakukan agar klien lebih siap memasuki tahap induksi hipnosis.
- Tes Sugestibilitas – Beberapa teknik seperti "Tangan Besi" atau "Balon Terbang" dapat digunakan untuk melihat seberapa mudah klien menerima sugesti sebelum masuk ke kondisi trance yang lebih dalam.
ASESSMENT
Banyak cara untuk melakukan assesment, assesment ini merupakan suatu proses untuk menentukan tingkat Hypnosability,
Tingkat Hypnosability sendiri terdiri atas 3, yaitu:
- High (Tinggi) = 10% -> ini bisa langsung di induksi (induksi cepat)
- Moderat (Sedang/Tengah) = 85% -> Harus diedukasi
- Low (Rendah) = 5% -> Susah
Setelah dilakukan assesment, maka kita bisa melihat bagaimana tingkat Hypnosability pada klien, apakah klien itu pada tingkat tinggi, sedang atau pun rendah.
Setelah itu dijelaskan kepada target (pembaca) bahwa konseli itu masuk ke
Contoh Asesmen sebagai berikut:
1. Balon Terbang
- Menginstruksikan, "Saya akan memandu Anda melalui latihan imajinasi sederhana. Cukup ikuti saja dengan nyaman."
- "Luruskan tangan sejajar dengan bahu"
- Sugesti awal: "Saya mengikat benang ditanganmu, dan benang tersebut berisi 10 balon helium berwarna merah... Rasakan bagaimana balon ini mulai menarik tangan Anda perlahan ke atas...", “Saya menambahkan 100 balon berwarna biru, dan angin semakin kencang membuat tangan anda mengikuti arah angin yang membawa balon tersebut, ikuti saja, rasakan”, "Semakin kuat tarikannya... tangan Anda terasa semakin mengikuti arah balon tersebut... seolah ingin mengapung sendiri…, biarkan tanganmu mengikuti gerakannya"
- Observasi Respons: Pergerakan tangan akan semakin naik ke atas/miring seperti ditarik angin
- Jika respon minimal, "Saya menambahkan 200 lagi balon heluim berwarna putih, Ikuti pergerakannya."
- Jika respon kuat, "Biarkan tangan Anda benar-benar terangkat... semakin tinggi... mengikuti aliran balon itu..."
- Transisi penutup, "Sekarang buka mata anda dengan perasaan tenang dan nyaman..."
- Minta klien angkat satu lengan lurus ke depan
- Sugesti, "Bayangkan lengan Anda semakin berat... kaku... seperti besi padat"
- "Semakin Anda coba gerakkan, semakin keras dan terkunci"
Uji Respons
- "Coba tekuk lengan Anda sekarang - lihat bagaimana ia menolak untuk bergerak"
- "Sekarang hitung 1-3, lengan Anda kembali rileks seperti semula"
- Saya yakin kamu bisa memberi perintah kepada kelopak mata anda, tutup mata anda dan perintahkan untuk rilexs
- okaii semakin rilexs semakin tenang
- bayangkan saya mengeloskan lem di klopak mata anda dan itu semakin kuat, semakin terkena angin maka lem nya semakin rekat.
- setelah itu perlahan coba untuk membuka mata anda. ( jika klien sudah mencoba untuk membuka mata maka katakan “Stop Mencoba”. )
Konselor memperhatikan kelopak mata konseli, jika konseli terlihat berkedip-kedip ataupun berusaha membuka matanya, maka dapat disimpulkan bahwa konseli memiliki hypnosaibility yang tinggi.
4. Jari Memanjang
- Sejajarkan ruas kedua jari tangan didepan dada dan fokuskan tanganmu tetap sejajar.
- Tutup kedua matamu dan bayangkan tanganmu bergesekan dan terus bergesek, semakin anda mencobanya, tanganmu semakin bergesek terus-menerus.
- Rasakan tiap gesekannya, semakin lama semakin cepat. Dan janganlah lawan gesekannya.
- Lalu sekarang bukalah matamu perlahan dan jangan rubah posisi tanganmu.
INDUCTION
Sebelum diinduksi, tentukan terlebih dahulu tingkat Hypnosability klien (Tinggi, Sedang, Rendah)
1. Speed Induction
Induksi cepat ini digunakan untuk individu yang memiliki hypnosability tinggi.
Contoh induksi cepat:
- Pegang tangan saya, tekan, lebih kuat, lebih kuat…
- Lalu tatap mata saya,
- Lalu tidur (sambil ditarik tangannya)
Catatan: Jangan lupa untuk tangan dibelakang siap siaga pegang pundak klien (klien tidur)
2. Pendulung
Teknik ini digunakan untuk individu yang memiliki hypnosability yang sedang (moderat).
Contoh Script
"Sekarang silahkah duduk dengan nyaman, fokuskan pikiranmu pada pendulung ini".
"Ikuti gerakan pendulung ini hanya dengan kedua bola matamu"
"Good, semakin lama matamu akan terasa lelah"
"okay, matamu semakin lelah, semakin merah dan akhirnya kamu memutuskan untuk tidur"
Jika Mata konseli sudah terlihat mulai berkedip dengan cepat, berair, dan seperti mengantuk, maka konselor bisa langsung memerintahkan konseli untuk tidur
DEEPENING
Setelah klien berhasil memasuki kondisi setengah sadar (trance) melalui induksi awal, tahap deepening dilakukan untuk memperdalam relaksasi dan meningkatkan fokus klien terhadap sugesti yang diberikan. Teknik yang digunakan bisa berupa:
- Hitungan mundur untuk membuat klien merasa semakin rileks.
- Visualisasi seperti menuruni tangga atau melayang lebih dalam ke kondisi tenang.
- Sugesti bahwa tubuh semakin ringan atau semakin nyaman.
Semakin dalam trance yang dicapai, semakin efektif sugesti yang diberikan dalam sesi hypnokonseling.
“Bayangkan sekarang kamu berada lift di lantai 10 dan kamu akan turun ke lantai 1 secara perlahan bayangkan saat ini kamu turun di lantai 9 dan kamu merasa lebih tenang,lebih dalam dan lebih rileks,kemudian kamu akan turun ke lantai 8 rasakan lebih dalam kamu akan semakin dalam,semakin rileks dan semakin tenang dan kamu turun lagi ke lantai 3 dan kamu akan semakin rileks,semakin tenang dan saat ini kamu dibawa turun lagi ke lantai 1 dimana kamu sudah merasa lebih dalam,lebih rileks dan lebih tenang dan tetap tenang disana.... dalam kondisi yang aman,nyaman dan siap untuk menerima”
ANCHORING 1
Anchoring merupakan stimulus yang diberikan oleh konselor kepada konseli sehinnga pada pertemuan berikutnya konselor dapat untuk memastikan bahwa dalam tahap konseling, konseli tidak kembali ke fase induction.
Tujuan:
- Mengembalikan konseli ke dalam kondisi pada saat gelombang theta untuk konseling di pertemuan selanjutnya. Ini bertujuan agar di konseling berikutnya, tidak perlu dimulai kembali dari induction.
Contoh Teknik:
- Konselor dapat memberikan stimulus berupa jentikan jari. Saat konseli mendengar jentikan jari tersebut, ia akan kembali ke posisi atau keadaan saat ini.
- Contoh "Setiap kali kamu mendengarkan jentikan jari saya, kamu kembali ke kondisi saat ini"
SUGESTION
Pada tahap ini, klien menerima sugesti yang bertujuan untuk mengubah pola pikir, emosi, atau perilaku yang ingin diperbaiki. Sugesti bisa berupa: "Mulai sekarang, setiap kali ujian tiba, kamu merasa tenang dan percaya diri." Sugesti ini bertujuan agar pikiran bawah sadar memprogram ulang pola lama yang menghambat klien dan menggantikannya dengan respons yang lebih positif.
• Sekarang kamu sedang berada dalam kondisi yang nyaman dan damai.
• Setiap tarikan napas membawamu pada ketenangan yang lebih dalam
• Aku merasa lebih tenang dan percaya diri dalam setiap situasi.
• Dan kamu terus merasakan ini… setiap hari… semakin kuat… semakin nyata
• Setiap kali kamu menarik napas dalam, kamu merasa lebih tenang dan percaya diri
ANCHORING 2
Tujuan:
- Mengkonsolidasikan sugesti positif ke dalam pikiran bawah sadar klien.
- Memastikan respons baru (misalnya, rasa tenang saat ujian) bisa diakses secara otomatis.
Contoh Scrip
"Sekarang saya ingin kamu membayangkan saat dimana kamu merasa panik"
"coba rasakan kembali momen tersebut dengan jelas didalam pikiran mu"
"saat kamu mulai merasakan perasaan panik tersebut, saya ingin kamu memegang telingamu dan kamu merasa tenang"
"sekali lagi, dengan memegang telinga mu perasaan tenang dan percaya diri mengalir keseluruh tubuh mu"
Lalu konselor mengarahkan konseli untuk memegang telinganya sambil mengulangi Anchor yang sudah di sebutkan
Dalam kasus vina ini, Anchoring bisa dilakukan dengan
- Saat Vina dalam trance, konselor menciptakan jangkar dengan menyentuh pergelangan tangannya sambil membimbingnya membayangkan rasa tenang.
- Di sekolah, Vina bisa mengaktifkan jangkar ini dengan menyentuh pergelangan tangannya sendiri saat cemas.
TERMINATING
Setelah sugesti diberikan dan efeknya diperkuat, klien secara perlahan dibimbing keluar dari kondisi trance. Proses ini dilakukan secara bertahap, biasanya dengan:
- Hitungan maju dari 1hingga 5 sambil memberi sugesti bahwa klien kembali merasa segar dan berenergi.
- Instruksi untuk meregangkan tubuh, membuka mata, dan menyadari lingkungan sekitarnya.
Mengakhiri trance dengan cara yang bertahap membantu klien bertransisi dengan nyaman kembali ke kesadaran penuh.
“Sekarang saya akan menghitung dari 1 sampai 5, ketika kamu bangun perasaan kamu akan lebih tenang dan kamu akan lebih percaya diri
Satu...tarik napas panjang, hembuskan secara perlahan dan kamu lebih percaya diri
Dua...tarik napas panjang, hembuskan secara perlahan kamu lebih percaya diri
Tiga...tarik napas panjang, hembuskan secara perlahan kamu lebih percaya diri
Empat...tarik napas panjang, hembuskan secara perlahan kamu lebih percaya diri
Lima...tarik napas panjang, hembuskan secara perlahan kamu lebih percaya diri
Sekarang kamu bisa membuka matamu secara perlahan dan kamu penuh percaya diri”
BREAKING STAGE
Breaking Stage adalah tahap untuk memastikan klien sepenuhnya keluar dari kondisi trance dan kembali ke kesadaran normal tanpa efek samping.
Tujuan:
- Menghindari disorientasi atau rasa tidak nyaman pasca-hipnosis.
- Memastikan klien sadar sepenuhnya dan siap melanjutkan aktivitas.
Prosedur:
Konselor memberi instruksi jelas, seperti:
- Klien mungkin diminta meregangkan tubuh atau menggerakkan jari-jari untuk mengembalikan kesadaran fisik.
- Konselor memverifikasi apakah klien sudah sepenuhnya sadar dengan menanyakan perasaannya.
POS HYPNOTIC SESSION
Post-Hypnotic Session adalah tindak lanjut setelah sesi hipnosis selesai, bertujuan untuk:
Evaluasi Perubahan:
- Konselor mengecek apakah sugesti dan anchoring bekerja dalam kehidupan sehari-hari klien (misalnya, apakah Vina sudah bisa menghadapi ujian tanpa bolak-balik ke toilet).
- Jika diperlukan, konselor memberikan sugesti tambahan atau menyesuaikan teknik.
Penguatan Positif:
- Klien diajarkan teknik self-hypnosis atau anchoring mandiri untuk digunakan di rumah.
- Contoh: "Setiap kali Anda merasa cemas, tekan pergelangan tangan Anda dan katakan 'tenang' seperti yang kita latih."
Pemantauan Jangka Panjang:
- Konselor mungkin menjadwalkan sesi lanjutan untuk memastikan perubahan tetap stabil.
- Klien didorong untuk mencatat perkembangan emosi dan perilakunya.
Singkatnya gini :
- Konselor mengecek apakah frekuensi bolak-balik ke toilet sebelum ujian berkurang.
- Vina dilatih untuk menggunakan jangkarnya secara mandiri.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar